Mitos tentang #tubuh masih terus mengepung dan mempengaruhi kita di awal abad ke-21 ini.
Dua sisi mitos tentang #tubuh: kekaguman dan ketakutan terhadap tubuh sebagai wujud dari pemujaan terhadap kuasa tubuh.
Kekaguman thd #tubuh melahirkan pemujaan & dorongan untuk ekploitasi kemungkinannya dlm menghasilkan kenikmatan; eksperimentasi batas tubuh.
Ketakutan thd #tubuh menistakannya, menghindarkan orang dari kemungkinan perolehan kesenangan ragawi; menganggap hidup akan baik tanpa tubuh.
Kekaguman dan ketakutan terhadap #tubuh, keduanya merupakan perwujudan dari kecenderungan memandang tubuh sebagai ‘yang kuasa’.
Seperti alam ditafsir, #tubuh ‘menjelma’ kuasa yg mengendalikan pikiran dan tindakan, seakan dewa-dewa yg baik dan jahat terbit dari sana.
Di satu sisi pemujaan jadi ritual, sesajen ditebar di sekujur #tubuh, keindahan dikonstruksi di sana; kenikmatan ragawi jadi satu2nya tujuan.
Di sisi lain, rambu2 dipasang untuk hindari #tubuh, ketakutan pada tubuh jadi fungsi pengaturan, kefanaan jadi kecemasan, keindahannya ditolak.
Kuasa #tubuh mengendalikan bahasa, menghambat pikiran, menutup kemungkinan.
Kekaguman, juga ketakutan terhadap #tubuh, melahirkan halangan-halangan bagi yang subyektif untuk melampaui batas-batas ketubuhan.
Keranjingan memaku tindakan pada pengulangan-pengulangan menggenangnya kenikmatan #tubuh.
Kecemasan melulu sibuk menghindari yang menyakitkan, menyerahkan pengaturan diri kepada ‘trauma kefanaan #tubuh’.
Kekuasaan #tubuh menutup kemungkinan2 pikiran untuk melampaui yg di sini dan kini; menghambat lahirnya subyek yang dapat membaiat kebaruan.
Mengabaikan #tubuh sama saja mengabaikan kehidupan. Kita tidak bisa mengabaikan tubuh, tetapi melulu berserah pada #tubuh adalah cara efektif menghancurkan kemanusiaan.
Hasrat seksual adalah salah satu fungsi kuasa #tubuh. Seperti umumnya hasrat, hasrat seksual tak punya obyek yang jelas. Obyek dari hasrat adalah fantasi, sesuatu yang tak nyata.
Manusia mentransfer naluri menjadi hasrat sebagai ikhtiar untuk memenuhi ketaklengkapan diri yang dipersepsinya.
Di satu sisi, hasrat adalah dorongan menjauhi kenyataan, di sisi lain, ia mendekati kenyataan utk mengubahnya agar cocok dgn fantasi.
Tetapi, kenyataan yang sudah disesuaikan dengan fantasi pun tak pernah memenuhi hasrat sebab bukan itu yang sesungguhnya dimaui.
Hasrat bergerak terus, menjauhi dan mendekati kenyataan. #Tubuh adalah ranah sekaligus medan operasi hasrat seksual.
Eksplorasi seksual sekaligus merupakan eksplorasi #tubuh untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru melengkapi diri dgn kegiatan seksual.
Setiap fantasi seksual yang diterapkan pada #tubuh memberikan kenikmatan. Tapi, kenikmatan itu sementara sebab yg dicari belum juga ketemu.
Menerima #tubuh (juga hasrat seksual) tapi tak takluk padanya; dengan itulah hidup berkembang.
#tubuh oleh @bagustakwin | dikirim oleh @rayapan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment