Belagak di kelas gitu, ada jam trtentu mulai kuliah..jam 9 neh..topik manfaat, faedah, guna, apalah sevocabnya n tujuan seni.
Mngp saya perlu bicara soal manfaat seni, krn pernah merasa nelangsa dgn anggapan pemerintah n sbgn org bhw seni itu gak bermanfaat.
Anggapan pemerintah seni itu gerogoti anggarannya, lah? Kalo liat seniman langsung diidentikkan dgn proposal, minta duit.
Sementara sebagian orang menganggap seni itu identik dgn gila (gak salah kalo diplesetin seniman jd senewen) cuma gangguin ketenangan orang.
Kalo orang tua scr apriori dah gak suka sama seni,jangan harap dukung anaknya jadi seniman, kesannya: liar, cuek, egois, gak sopan, calon kere!
Bbrp kesan ini saya pernah ketemu sendiri, gaul dgn pemerintah yg ngurusin seni budaya n dr curhat bbrp mahasiswa seni n temen2 seniman.
Dengan kesan miring (bagi mrk yg liat seni itu miring) saya akan coba lihat seni itu dr bbrp sisi: edukasi, intertainment, terapi, n kapital.
Seni, seperti unsur kehidupan lainnya mengusung kritik. Bbrp hari lalu saya sudah kultwit soal kritik, sampe ke fil kritik immanuel kant.
Seni dr sisi kritik sudah pasti akan berdampak edukatif, artinya sang seniman berhasil menggali satu persoalan sampai pd pokok masalah.
Seni dr aspek kritik sbgmn istilah kritik dr bahasa yunani yakni mengupas, membelah, menelusup sampe ke akar!
Lewat karya seni, orang bisa mendapatkan pengetahuan yg mendalam terhadap apa yg ditampilkan, tdk beda dgn filsafat, agama, sains, dll.
Lewat kajian kritis seni bersanding sama rata dgn agama, filsafat, ilmu, politik, ekonomi, dll. Seni tdk berposisi sbg subsisten!
Seni lwt kajian kritis harusnya punya gengsi yg sama dgn unsur2 kehidupan yg lain tadi itu dlm arti bisa menolak dijadikan alat propaganda.
Seni lwt kajian kritis bisa juga mengkritisi unsur2 kehidupan yg lain itu, tak perlu minta2 petunjuk wahyu segala, pake pikiran n insting!
Lewat kajian2 kritis atas realitas, seniman tak kalah gengsi posisinya dgn semua tokoh lainnya dlm sejarah.
Menjadi sangat sedih kalo kemudian seni harus di-kadal2in oleh unsur2 kehidupan lainnya, mnghancurkan karya seni atas nama agama, dll.
Seni lewat kajian kritis selalu hidup dalam peradaban, bahkan seringkali menjadi yg terhidup! Lihatlah karya2 seni masterpiece dunia!
Kalau dibaca lwt sejarah peradaban, apakah karya2 seni masterpiece kalah dr karya2 lainnya sprt filsafat, agama, ilmu? Tidaklah yauu, sodara2.
Kalo dibaca lwt sejarah peradaban apakah pengaruh karya2 seni materpiece kalah dr pengaruh agama, filsafat, ilmu, ekonomi, dll? Nooooo!
Kita lihat saja, negara2 besar di dunia, mereka menjadi besar karena terberkati oleh kecintaan n penghargaan mrk thp seni.
Sprti kritisisme unsur kehidupan yg lain, seni tdk disukai oleh penguasa (otoriter) krn bisa membuka aib yg hendak di-tutup2i.
Seni kritis sebenarnya lbh sering diungkap secara simbolik dan sering pula jd elitis, menjauhi pemahaman populis.
Seni kritis, sbgmn siang tadi kita bicara ttg seni dgn ruang publik menjadi sebuah kritik sosial yang seringkali menghentak penguasa.
Seni kritis yg elitis tentunya ditanggapi pula olh sebuah kritikan! Terjadi otokritik lalu dr senilah muncul brbgi konsep n aliran seni.
Kritik mengritik antar aliran seni perlu kita baca sebagai usaha seni itu sendiri untuk semakin kritis n memperkaya diri.
Kritik-mengritik antar berbgai aliran seni dibutuhkan utk mempertajam upaya kritik seni. Jd bisa dibedakan; seni kritik n kritik seni.
Seni kritik terlihat pd ketajaman konsep sebuah karya seni atas realitas kehidupan sedang kritik seni muncul sbg reaksi atas konsep tsbt.
Seni kritik mengobjekkan realitas sdg kritik seni mengobjekkan seni kritik tsbt.
Seni kritik muncul dr ketakpuasan atau kekaguman seniman atas realitas, sementara kritik seni sama sikapnya tp atas sikap karya seni.
Kritik mengritik semuanya muncul dr cara pandang subjektif, ada nilai terdalam yg jadi dasar atau titik berangkat metode kritik.
Bagi kritk seni marxian moda produksi dasar realitas, psikoanalisa dr libido, feminis dr bias gender, posmodernisme dr wacana, dll.
Dmikian kritik seni berangkat dr cara n metodenya sesuai dgn asumsi2 dasar tadi. Seniman yg belajar kritik seni bisa jg terpengaruh!
Seniman sekolahan pd umumnya berangkat dari konsep n konsep itu lahir dr adanya kritik seni, mrk belajar sejarah seni n kritik seni.
Kadang, karya seni kritik jalan sendiri n kritik seni jalan sendiri juga. Kadang yg satu jalan yg lain gak jalan, kyk di indonesia.
Di indonesia yg jalan seni kritik drpd kritik seni. Kita harus akui, belom ada kritikus seni di indonesia kalau dilihat dr buku yg ada.
Belum ada buku kritik seni yang komprehensif yg pernah ditulis oleh kritikus seni kita, yg ada hanya penggalan2 n esei2 singkat.
Atau yang ada hanya buku biografi seniman2 yg dianggap penting n sekedar bentangin foto2 karya sampe tebel n lux, banyakan pelukis.
Pada intinya seni dgn dasar kritik is edukatif, menyampaikan sebuah nilai untuk dipelajari or sbg sebuah cermin utk menatap diri sendiri.
Seni sbg kritik bermanfaat utk membangunkan ketidaktahuan or mengguncang nilai2 kemapanan agar hidup bergerak lagi.
Seni sbg kritik n edukasi is karya seni hasil renungan yg membutuhkan atau melewati waktu relatif lama krn itu pula ia bisa mengatasi waktu.
Rupanya malem ini kultwit ttg manfaat seni baru bisa nyinggung soal 1 dr 4 yg akan kita bahas. Besok2lah. Nyantai dulu aaaah.
Posmodernisme: sbh kritik seni tanpa kritik! Kritik anti kritik! Pusing gak?
***
22 Juli
Tadi malem kasih kultwit manfaat seni baru 1 aspek dr empat: baru aspek seni-kritk. Pagi ini nyambung deh. Tp ntar, siapin roti n teh dulu.
Seni dari aspek kritik saya kira sbg pengantar sudah cukuplah. Sekrng kita liat manfaat seni dr aspek entertainment (hiburan).
Pd aspek kritik, yg dikomunikasikan seni is knowledge (epistemologi), mk berkaitan dgn kerja akal, mk dlm hiburan is rangsangan audio-visual.
Rangsangan audio-visual ini mrpkn potensi indrawi demi kepuasannya sendiri, tdk disuplay sampai ke kerja akal utk kesimpulan logis.
Prinsip indrawi (aestetika) is membutuhkan pemenuhan atas keinginan gairahnya atas sesuatu, dlm konteks ini keindahan.
Prinsip aestetik is melepaskan hal2 yg tdk menyenangkan; kesakitan nestapa, lapar-dahaga, tp bukan artinya hal2 sprt ini lepas dr potensi akal.
Potensi indrawi mempunyai arenanya sendiri n bukan substansi(inti) penuh yg lalu dipertentangkan dgn substansi akal.
Prinsip arena indrawi is gairah utk mendapatkan hiburan! Punya kategori2 sendiri or batas2 penerimaannya.
Dalam batas2 yg paling krongkrit prinsip indrawi is pd keputusan selera atau tidak!
Dlm filsafat, konsep selera ini dijabarin kritis olh david hume n immanuel kant, yg dlm estetika pengaruh kedua filsuf ini kuat hingga kini.
Prinsip kepuasan indrawi dpt saja disuplay ke akal jika ia menghendaki tp akal pun tdk bisa secara terbuka menerimanya, ada kategori.
Munculnya perbedaan selera tinggi dan selera rendah karena menyangkut kategori akal, selera yg dirasionalkan.
Selera yg dirasionalkan itu tdk terlepas dr kapasitas rangsangan yg diterima indrawi n kemampuan refleksi akal (proses edukasi).
Proses edukasi ini tdklah identik dengan formal-edukasi, akademis, namun cukup kuat mempengaruhi pembedaan selera.
Akademi kekuatannya hanya pd prinsip pendisiplinan, pertangungjawaban n pengujian atas wacana, dan legislasi pengetahuan.
Kembali pd konsep seni-hiburan is mengacuh pada otoritas arena kegairahan utk mendptkan kesenangan indrawi tnp pertanggungjwbn logis!
Kembali pd konsep seni-hiburan is mengacuh pada otoritas arena kegairahan utk mendptkan kesenangan indrawi tnp pertanggungjwbn logis!
Bukan berarti pula mrk
yg rasional tdk bisa menikmati kesenangan, mrk senang atau terhibur sejauh akal menyatakannya demikian.
Kaum rasionalis hanya bisa terhibur oleh seni yg pny premis2 yg bisa disimpkan secara logis. Yg tdk disebut seni kitsch, setara sampah gitu lah.
Jadi, aspek seni yg menghibur sebenarnya relatif pd masing2 penerimanya tp mutlak bg mereka yg hanya mengikuti prinsip gairah indrwari.
Menyaksikan seni trtentu hanya melihatnya pd aspek permukaan audio-visual yg membuat gairah indra saya segar, kenapa tidak?
Hollywood is rezim seni yang hampir penuh memprogramkan seni sbg hiburan, film sbg industri hiburan!
Kebanyakan film hollywood nyaris tidak mempersoalkan ceritanya masuk akal atau tdk, yg penting scr audio-visual penonton seneng or tdk.
Film yg dianggap bisa dibicarakan secara akal bisa dilihat pd film2 yg masuk nominasi or pemenang academic award. Lihat istilah akademisnya.
Kadang film yang masuk nominasi or pemenang bukan yg box office, karena jelas itu pilihan brdasarkan kriteria akademis.
Seni-hiburan merajai pasar, merakyat. Merakyat bkn urusannya dgn sosialisme melainkan selera massa yang terbenam dlm mainan kapitalisme.
Kapitalisme tentu saja sangat cerdik membaca selera pasar, semakin banyak pekerja serius smkn bnyk yg butuh hiburan.
Film mrpkn genre seni yg menjangkau massa, n film sbg karya industri hiburanlah, yang memassal, menjadi anak emas kapitalisme.
Seni kritik or seni konsep makin menjadi elitis n memunculkan frase yg aneh, sprti film art, dance art, performance art, dll. Benar2 elitis!
Dominasi seni hiburan pun semakin memprihatinkan, seni konsep-elitis menjadi konsumsi yg sulit dicari, alternatifnya: festival!
Dominasi film hiburan membuat masyarakat tanpa pikir, kritis, tanpa protes, mendiamkan gurita kapitalisme, pembanalan pendidikan!
Kehidupan (pendidikan) menjd tak balans, terkuasai oleh rezim prinsip gairah keindrawian, meminjam istilah baudrillard “silent majority”.
Realitas kontemporer yg dikuasai seni hiburan ditandai “mayoritas diam”, hidup tanpa akar (krinein), tanpa daya kritis. Inilah budaya popular!
"Manfaat Seni" @tommyfawuy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment