Penulisan khas feminisme, memasukkan unsur pengalaman individual.. Tetapi ini sering disalahartikan dg penulisan emosional.
Jelas beda, subjektivitas di sini menolak adanya universalisasi pemaknaan pengalaman. Tp bukan utk maki2 semata…
Kritik, kemarahan, opini boleh hadir tetapi dlm formulasi yg argumentatif. Tetap mendasar. Itu maksud dr penulisan feminisme.
Seringkali para penulis terjebak pd jargon “personal is political”, lalu menulis kemana2 tanpa argumen. Oooh itu jelas tdk paham pd maknanya.
Personal yg dimaksud a/ketika hal2 “privat” dibahas dan diatur (ditarik) ke r.publik, otomatis pembahasannya jg terkait dg isu r.publik
Bukan hal2 pribadi yg terus diangkat dan dijabarkan tanpa maksud. Jebakannya maut lho..
Akibatnya, banyak yg tdk paham lalu menstigmakan penulisan feminisme sbg penulisan “marah2” semata…
Emosi adalah hal yg pasti digunakan oleh para penulis dan pemikir. Masalah suka/tidak, tentu ada di tiap tulisan.
Nah, peletakan pengalaman tubuh sbg bagian pengetahuan a/poin utama dlm penulisan feminisme, tentunya dg etika kepedulian. Bukan asal curhat.
Tiap cerita adalah pengetahuan yg ditransfer agar yg lain ikut memahami. Konsep empirisme didekonstruksi dlm konteks ini.
Akhirnya unek2nya keluar setelah mengedit 75persen tulisan yg penuh kebencian. Ketika benci tdk diolah, malah jd bias. Sama aja kan?
Oh iya, konsep ecriture feminine bs dibaca di buku2nya Helene Cixous. Semoga berguna & Jgn salah paham lg.
"tafsir kabur feminisme" oleh @upietopia | dikirim oleh @rayapan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment