Follow kami di: Twitter , Tumblr, Wordpress, dan Facebook

"Pajak dan Revolusi Perancis" oleh @hotradero

Revolusi Perancis terjadi saat yg kaya tidak mau bayar pajak & yg miskin tidak sanggup bayar pajak. Siapa menanggung siapa.

Para bangsawan & pemuka agama dapat fasilitas pembebasan pajak. Padahal Perancis saat itu mendekati bangkrut dengan utang 2 Milyar Livre.

Maka ditunjuklah Jacques Necker menjadi Dirjen Keuangan Negara. Karena dia Protestan & orang Swiss - maka tidak bisa menjadi Menkeu.

Necker menyadari bahwa pungutan pajak tidak bisa dinaikkan lagi sehingga ia mengusulkan agar bangsawan & pemuka agama mau bayar pajak.

Orang2 di sekeliling Raja Louis XVI keberatan. Gereja pun tidak mau. Akhirnya Necker dipecat & diganti oleh de Callonne sebagai Menkeu.

deCallonne sarankan pemotongan anggaran belanja & pembebasan perdagangan. Usulan ini juga ditolak. deCallone mengulang usul Necker.

Senasib dengan Necker. Dipecat. deCallonne juga diasingkan. Ia lari ke Inggris. Nama deCallone dicemarkan. Disebut Monsieur Déficit.

Akibatnya, beban utang Perancis yg raksasa ditanggung oleh kelas menengah. Semakin berat, hingga kelas menengah pun berkurang & habis.

Yg tersisa cuma kelas miskin, bangsawan & pemuka agama. Gereja sebagai pemilik tanah terluas malah ikut menambah beban dengan pajak tanah.

Ditambah dengan kegagalan panen. Harga roti meroket tajam. Terjadi kekurangan makan & wabah kelaparan. Ini tidak dialami oleh bangsawan.

Karena bangsawan & gereja memiliki tanah & hasilnya. Yg tidak punya tanah harus membeli hasil bumi dengan harga yg makin tinggi.

Orang miskin yg lapar & kurang gizi memicu penjarahan tempat tukang roti & gudang2 hasil bumi. Militer dikerahkan memadamkan hal ini.

Tetapi prajurit Perancis kebanyakan dari rakyat biasa. Para Jenderal dari kaum bangsawan. Garis komando pun terputus, tentara jadi liar.

Dengan bantuan pemberontakan prajurit pula, akhirnya Revolusi Perancis berkobar ditandai dengan penyerbuan Penjara Bastille sebagai simbol.

Dan gereja pun tidak mampu menyelamatkan diri. Ikut dijarah. Kaum revolusioner mengambil alih kepemimpinan & memenjarakan Louis XVI.

Setahun kemudian Louis XVI dihukum pancung Guillotine, alat hukum mati yg didesain Dr. Joseph Guillotine & diperbaiki Louis XVI.

Di Bastille sebenarnya tidak ada siapa2. Cuma ada 7 napi & dijaga oleh 82 tentara. Tapi diserbu karena disebut2 sebagai tempat penimbunan senjata.

Tidak banyak senjata di Bastille & tempat itu dijaga para invalides (tentara yg tidak lagi berdinas aktif) - tetapi Bastille menjadi simbol.

Dari penyerbuan Bastille muncul peralihan kekuasaan di Perancis dengan berdirinya Majelis Nasional di tahun 1789. Ada tradisi baru muncul.

Saat sidang elemen2 progresif duduk di sebelah kiri. Elemen2 konservatif duduk di sebelah kanan. Ini awal politik kiri vs. kanan.

Unsur Revolusioner ini pula yg membuat Perancis jadi sekular. Puncaknya: Penyerbuan Katedral Notre Dame & penghancuran simbol agama.

Nama Notre Dame (“Ibu Kita”) diganti menjadi Dewi Akal (Reason) di 1793. Gereja dikosongkan & banyak paderi lari karena terancam dibunuh.

Majelis Nasional kemudian melahirkan Deklarasi Hak Manusia & Warga (Déclaration des droits de l’Homme et du Citoyen) ini hal unik.

Karena Deklarasi ini intinya diambil dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika, yg berhasil berkat intervensi Perancis 13 tahun sebelumnya.

Padahal karena membantu Amerika ini pula (melawan Inggris) - akhirnya Kerajaan Perancis dibebani utang besar yg mencetus Revolusi.

No comments:

Post a Comment