Follow kami di: Twitter , Tumblr, Wordpress, dan Facebook

#kultuit: #up #indonesia65 oleh @gm_gm

1.Ada yg bertanya, kenapa upacara hari Proklamasi di Istana bersifat “militeristis”. Apakah ini sisa “Orde Baru?”. #up# #indonesia65


2. Seingat saya, upacara pengibaran bendera dgn barisan pemuda-pemudi macam itu sdh ada sejak zaman Bung Karno. #up #indonesia65


3. Sejak 1946, tiap 17 Agustus Bung Karno akan berpidato panjang, sekitar 1,5 jam. Ia umumnya menulis sendiri teksnya. #up #indonesia65


4. Pidato itu akan disiarkan langsung oleh RRI, satu-satunya stasiun radio di Republik, ke seluruh negeri. #up #indonesia65


5. Orang2 akan berkerumun di dekat pesawat radio di mana saja, mendengarkan. #up #indonesia65


6. Jasa RRI dlm pendidikan kebangsaan sering dilupakan. Waktu itu belum ada stasiun radio swasta. Ada RRI daerah. #up #indonesia65


7. Lewat RRI-lah, orang di mana saja kenal lagu2 daerah lain, agama lain, musik klasik Barat, musik Indonesia baru. #up #indonesia65


8. Lewat RRI juga, pidato Bung Karno menyebar. Saya terlalu kecil utk tahu benarkah pidato itu dipahami penuh orang desa. #up #indonesia65


9. Soalnya dlm pidato 17 Agustus-an itu Bung Karno dgn enak dan asyik p[akai istilah asing, frase dari dalang, kata2 baru. #up #indonesia65


10, Mis: “l’exploitation de l’homme par l’homme”, “vivere pericoloso”, “kekejera kaya manuk branjangan”, “kremus” #up #indonesia65


11. Tapi paham atau tak paham, orang kelihatannya asyik. Retorika Bung Karno menggugah sekali. #up #indonesia65


12. Pidato Bung Karno lama, tapi masih kalah oleh pidato Khadafi atau Castro yang kabarnya bisa sampai 4 jam. #up #indonesia


13. Kalau tak salah, Bung Karno berpidato di podium di depan Istana Merdeka. Rakyat Jakarta bisa hadir, diluar pagar #up #indonesia65


14. Di masa Suharto, pidato Agustusan dilakukan di depan DPR dan MPR, sbg pertanggungan jawab kpd “wakil rakyat”. #up #indonesia65


15. Pak Harto tak pandai pidato. Teksnya disiapkan tim yg dipimpin Murdiyono, kemudian jadi Sekkab. #up #indonesia


16. Tentu saja isinya diarahkan oleh Presiden. Pidato Pak Harto datar, tapi bersih dari istilah asing dan kata2 baru #up #indonesi65


17. Di masa “Orde Baru”, upacara di Istana pagi hari mirip di masa Bung Karno. Mungkin warna militernya lebih sedikit. #up #indonesia65


18. Mungkin karena upacara militer (di mana-mana) mengesankan rapi, gagah, dgn protokol penghormatan yg baku. #up #indonesia65


19. Tapi spt umumnya di zaman “Orde Baru”, tata cara upacara diseragamkan di mana pun juga. #up #indonesia65


20. Di RT-RW, di kantor, di sekolah: harus ada inspektur upacara dll. Ini menghilangkan spontanitas dan kadang lucu. #up #indonesia65


21. Melihat itu, ada usaha menentang kecil-kecilan. Dulu di Maj. Tempo, kami bikin upacara di tepi pantai sambil piknik. #up #indonesia65


22. Tiang bendera darurat, pakaian sekenanya, barisan kacau. Tapi waktu bendera dinaikkan, suasana tiba2 sangat khidmat. #up #indonesia65


23. Sejajar dgn itu, Sejarawan Onghokham punya ide yg bagus: masyarakat bikin upacara yg khidmat tapi dgn cara sendiri. #up #indonesia65


25. Th1995, kami coba bikin upacara bendera yg lain di Taman Proklamasi. “Hari ini bukan cuma milik Negara”, kata Pak Ong. #up #indonesia65


26. Kata2 Onghokham tetap benar. Hari ini, spt 17 Agustus 1945, ketika negara belum ada, detik2 proklamasi itu milik rakyat #up #indonesia


comment    : Maaf mas Goen, pidato Pak Harto tdk bersih dari kata2 baru. Beliaulah yg mengenalken akhiran -ken, sbg pengganti -kan. #indonesia65
gm_gm    : Jangan salah. Mengucapkan kata “kan” jadi “ken” itu juga dilakukan Bung Karno. Mungkin sebagian dari kebiasaan generasinya.


gm_gm    : Bisakah kita, bbrp menit ini, berhenti mencemooh sesama kita, dari posisi politik manapun, selama ia tak menentang ke-Indonesia-an kita?
comment    : ke-indonesia-an yang gimana Om? Ke-Indonesia-an luas lho, Om. Mungkin yang dimaksud Pancasila?
gm_gm    : Ke-Indonesia-an adalah sikap menganggap negeri ini, dgn kebhinekaannya, adalah negeri sendiri yg merdeka.


comment    : KeIndonesiaan di mata saya adalah negara kerakyatan (sila ke 4), bukan monarki. Di mata anda?
gm_gm    : Sama, bukan monarki.


comment    : dari dulu sampai sekarang upacara bndera memang sama, jadi mboseni#indonesia65
gm_gm    : Upacara, sbg ritual, baik kenegaraan maupun agama, selalu repetitif. Tapi kesamaan itu diperlukan, menunjukkan kontinyuitas.


retweeted by gm_gm: Upacara nasionalistik sama seperti ritual2 dlm agama. Dilaksanakan secara khidmat dan ada aturan2 yg baku.

No comments:

Post a Comment