1. Pengumuman: ini bukan Kul-Twit. Tapi apapun namanya, saya akan sampaikan kutipan2 sebuah dokumen dari tahun 2006. #makl
2. Enam tahun yg. lalu, Indonesia (di Maluku, terutama) masih trauma oleh kekerasan antar kelompok agama. #makl
3. Sejumlah orang teringat akan Pancasila dan artinya yg telah dirusak oleh penataran2 Orde-Baru. #makl
3. Dari sebuah pertemuan di kampus UI, lahirlah sebuah dokumen yg disebut “Maklumat ke-Indonesia-an”. #makl
4. Maklumat itu diumumkan di Balai Sidang, di satu upacara yg dihadiri Presiden SBY. Yg membacanya, sbg jurubicara, T. Mulia Lubis. #mkl
5. Saya tak akan memasang seluruh teksnya di sini. Saya hanya akan mengutipnya dgn cara Twitter: sepotong demi sepotong. #mkl
6. Maklumat itu dimulai dgn kalimat ini: “Kita bersama-sama di sini, untuk menegaskan kembali Indonesia tempat kita berdiri..” #mkl.
7. “…Indonesia yang bukan hanya amanat para pendahulu, tapi juga titipan berjuta anak yang akan lahir kelak”. #makl
8. “Indonesia adalah satu prestasi sejarah namun juga proyek yang tak mudah.” #makl
9.Dalam banyak hal, tanahair ini belum rampung. Tetapi sebuah masyarakat, sebuah negeri, memang proses yang tak akan kunjung usai”. #makl
10. “Seperti dikutip Bung Karno, bagi sebuah bangsa yang berjuang, tak ada akhir perjalanan.” #makl
11. Dlm perjalanan itu, kita pernah alami rasa bangga tapi juga trauma, tersentuh semangat yg berkobar tapi juga jiwa yg terpuruk. #makl
12. “Namun baik atau buruk keadaan kita, kita bagian dari tanahair ini dan tanahair ini bagian dari hidup kita”. #makl
13.”.. sejarah tak berhenti, bahkan berjalan kian cepat. Teknologi, pengetahuan ttg manusia + lingkungannya…berubah begitu tangkas. #makl
14. “…hingga persoalan baru timbul sebelum jawaban buat persoalan lama ditemukan.” #makl
15 “Kini makin jelas-lah, tak ada doktrin yang mudah dan mutlak untuk memecahkan problem manusia.” #makl
16. “.. Tak ada formula yang tunggal dan kekal bagi kini dan nanti. “ #makl
17. “Yang ada, yang dibutuhkan, justru sebuah sikap yang menampik doktrin yang tunggal dan kekal” #makl
18. “…Kita harus selalu bersedia mencoba cara yang berbeda, dengan sumber-sumber kreatif yang beraneka.” #makl
19.” Sejarah mencatat, Indonesia selalu mampu untuk demikian” [menggunakan sumber2 kreatif yg beraneka] #makl
20.”Sebab Indonesia… 17 ribu pulau yg berjajar dari barat sampai ke Timur, adalah sumber kreatif yg tumbuh dalam kebhinekaan.” #makl
21. “Para ibu & bapak pendiri republik dgn arif menyadari hal itu. Itulah sebabnya Pancasila digali, dilahirkan, disepakati…#makl
22. “Tidak, Pancasila bukanlah wahyu dari langit. Ia lahir dari jerih payah dalam sejarah” #makl
23. “Ia (Pancasila) tumbuh dari benturan kepentingan, sumbang-menyumbang gagasan, saling mendengar dalam bersaing dan berembug” #makl
24. “Dgn demikian ia (Pancasila) mengakui perbedaan manusia dan ketidak-sempurnaannya. Ia tak menganggap diri doktrin yg maha benar.” #makl
25. “Maka Indonesia tak menganggap Pancasila sebagai agama” #makl
26. “– sebagaimana Indonesia tidak pernah dan tidak hendak mendasarkan dirinya pada satu agama apapun.” #makl
27. “Nilai luhur agama-agama menghilhami kita, namun justru karena itu, kita mengakui keterbatasan manusia” #makl
28. “Dalam keterbatasan itu, tak ada manusia yang bisa memaksa, berhak memonopoli kebenaran, patut menguasai percakapan.” #makl
29. “Maka hari ini kita berseru, agar bangun jiwa Indonesia, bangun badannya, dalam berbeda dan bersatu! “ #makl
30. Demikianlah kutipan2 inti “Maklumat ke-Indonesia-an” — yg disusun justru ketika Pemerintah tak bicara apa-apa. #makl
31. “Maklumat” itu disusun ketika tanahair terancam konflik atas nama agama dari orang2 yg mengklaim agamanya jawaban satu-satunya.#makl
32. “Maklumat” itu disusun krn menyadari: tiap keluhan ttg Indonesia mengandung tugas utk memperbaikinya. #makl
No comments:
Post a Comment