- It’s beauty that captures your attention; personality which captures your heart.—Anonymous
- Apakah penampilan berdampak positif pada penghasilan? Rasanya ya. Contoh: sangat sedikit aktor/aktris yg sukses karena “kekurangan” fisiknya.
- Memang ada argumen bhw karakteristik fisik “hanya” menjd syarat perlu (necessary condition) & bukan syarat cukup dr kesuksesan. Tapi kalau menarik & pintar sekaligus?
- Meskipun sudah lama dibahas, baru tahun 1984 ada studi formal, oleh Hamermesh & Biddle (AER, 1984) memakai data dr Kanada.
- Pertanyaan utama yg diajukan: apakah ada perbedaan nyata dalam penghasilan pekerja karena perbedaan “tampang”
- Jawabnya: ya. Perbedaan penghasilan bg 10% terbawah dalam skala “tampang” dibanding 66% teratas adlh 12%~14%.
- Dekomposisinya adlh: penalti utk mereka dgn “tampang kurang” 7%~9% & premium utk yg “bertampang baik” sebesar 5%.
- Apakah ada perbedaannya menurut gender? Menarik sekali bhw “tampang” pria lebih menentukan.
- Mungkin hal ini disebabkan “tampang” pria langsung berdampak pada kesuksesannya, sedang utk wanita ada proses seleksi yg dilakukan sendiri yg berdampak pada partisipasi kerja.
- Ditemukan penalti utk wanita menikah dgn penampilan “biasa2” lebih besar drpada premium utk mereka dgn penampilan menarik.
- Mungkin hal ini menjd kendala utk masuk ke lapangan pekerjaan setelah menikah.
- Selain itu ada kemungkin perbedaan “tampang” mempengaruhi prospek mendptkan suami dgn penghasilan lebih baik.
- Wanita “kurang” cantik dipenalti dgn kurangnya pendidikan suami (sebagai prediktor penghasilan).
- Jadi ada insentif lebih besar bg istri-istri yg “kurang” cantik utk men-suplemen pendptan rumah-tangga dgn bekerja.
- Adakah diskriminasi berdasar penampilan?
- Jawabnya: ya, karena selera majikan &/atau nasabah.
- Para pekerja juga melakukan self-selection. Pekerja berpenampilan menarik cenderung memilih pekerjaan dimana penampilan penting, & sebaliknya.
- Studi lain yg membahas kedua hal ini adlh Hamermesh & Biddle (JLE, 1998), dgn data penghasilan pengacara di AS (lulusan jurusn hukum).
- Kembali dampak penampilan dikonfirmasi & efeknya meningkat seiring umur.
- Kedua, pengacara swasta berpenampilan lebih menarik dr pengacara pegawai pemerintah, & kembali perbedaannya meningkat dgn umur.
- Akan tetapi diskriminasi pemberi kerja tdk terbukti karena tdk ada perbedaan nyata dr “tampang” bg mereka yg membuka kantor sendiri & pegawai.
- Perbedaan pendptan berdasar tampang antara pengacara swasta & pemerintah diperkirakan terjadi akibat selera konsumen.
- Konsumen diduga lebih menyukai pengacara dgn penampilan menarik & ini berdampak langsung pada kinerja mereka & otomatis pada percepatan kenaikan jenjang karir.
- Sistim insentif ini tdk ada pada sektor pemerintahan.
- Self-selection berperanan besar dalam jalur karir.
- Pengacara yg menyadr dirinya berpenampilan menarik cenderung memilih jalur karir di mana keunggulan ini berdampak paling besar, yaitu di sektor swasta.
- Dgn sampel perusahaan iklan di Belanda, kembali Hamermesh et.al. menemukan korelasi positif antara penampilan & penghasilan.
- Mungkin ada yg mencoba membantah hal ini dgn mengatakan perusahaan sukses akan diminati karyawan berpenampilan menarik. Hal tersebut dibantah dalam studi ini.
- Kali ini penelusuran dilakukan lebih mendalam.
- Pertanyaan yg diajukan adlh apakah penampilan karyawan dpt dianggap salah satu faktor produksi seperti layaknya jumlah karyawan & modal.
- Dalam konteks ini penampilan dpt dinyatakan sebagai modal yg spesifik utk suatu perusahaan.
- Penampilam menarik menjd faktor pendorong bg terciptanya hubungan baik antara karyawan & antara karyawan dgn nasabah.
- Selanjutnya pertanyaan yg penting adlh apa dampak bg perusahaan dgn karyawan berpenampilan menarik?
- Apakah pendptan ekstra tersebut habis diserap para karyawan atau ada yg tersisa utk perusahaan?
- Ingat bhw ini penting utk menjawab apakah penampilan firm-specific atau suatu atribut yg bebas diperjual-belikan di pasar tenaga kerja.
- Jawabnya: 63% pendptan ekstra akibat penampilan dinikmati karyawan & sisanya oleh perusahaan. Jadi ternyata ada gunanya perusahaan merekrut karyawan berpenampilan menarik.
- Tentunya jika syarat-syarat lainnya juga terpenuhi.
- Jadi terbukti anekdot-anekdot & contoh-contoh informal selama ini tentang dampak penampilan pada penghasilan memang didukung teori & bukti empiris dr berbagai belahan dunia.
- Meskipun self-selection bias belum secara konklusif dibuktikan berlakunya, umumnya ada dampak penampilan terhadap partisipasi kerja.
- Dampak penampilan bekerja dalam bentuk penalti utk mereka yg berpenampilan “kurang” maupun sebagai premium utk mereka yg “lebih.”
- Sebgan karena adanya diskriminasi. Gender bias tdk terbukti berlaku dalam hal penampilan. & bg perusahaan terdpt keuntungan ekstra dgn mempekerjakan karyawan berpenampilan menarik.
- Sedangkan belanja utk meningkatkan penampilan sangat sedikit dampaknya bg peningkatan penghasilan. Sebgan besar belanja ini ternyata konsumsi.
- Disitir dari tulisan sy di Koran Tempo April 28, 2003
"Sudah cantik kaya pula" oleh @krowter8
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment