Tweeps, mohon izin untuk berbagi kisah seorang ulama besar dari Negeri Banjar, Kalimantan Selatan. Yakni Syaikh Muhammad Arsyad #alBanjari
1. Bismillaahi-rRohmaani-rRohiim.. #alBanjari
2. Syaikh Muhammad Arsyad #AlBanjari (1710-1812) adalah salah seorang ulama mazhab Syafi’ie paling masyhur dalam peradaban Islam Nusantara.
3. Karya terbesar beliau adalah Kitab fiqh “Sabilal Muhtadin Lit Tafaqquh Fi Amriddin”, lbh dikenal dg Sabilal Muhtadin saja. #alBanjari
4. Kitab tersebut menjadi rujukan hingga hari ini di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand & Filipina. #alBanjari
5.Beliau juga dikenal sebagai Datu Kelampayan. Kelampayan adalah nama desa dimana beliau dimakamkan. #alBanjari
6. #alBanjari lahir pada tahun 1710 di Lok Gabang, Kalsel. Ayahanda beliau bernama Abdullah dan ibunda beliau bernama Aminah.
7.Nasab #alBanjari disebut sampai kepada Rasulullah SAW (melalui jalur al-Aidrus) sbg generasi ke-30an.
8.Diriwayatkan, Sultan Banjar (Sultan Tahlilullah) m’adakan kunjungan ke kampung2, hingga sampailah ke kampung Lok Gabang, Martapura.
9.Sultan melihat seorang anak berusia sekitar 7 tahun sedang asyik menulis dan menggambar, dan tampaknya cerdas dan berbakat. #alBanjari
10.Diceritakan pula bahwa ia telah fasih membaca Al-Quran dengan indahnya. #alBanjari
11.Sultan meminta kpd orang tuanya agar anak tersebut tinggal di istana untuk belajar bersama dg anak-anak dan cucu Sultan. #alBanjari
12.Walau awalnya berat hati, akhirnya keinginan sultan dikabulkan. #alBanjari pun menjadi kesayangan anggota keluarga istana dan rakyat.
13. #al-Banjari m’dpt pendidikan penuh di Istana hingga berusia 30 tahun.
14. Pada waktu #alBanjari berumur sekitar 30 tahun, Sultan mengabulkan keinginannya untuk belajar ke Mekkah untuk memperdalam ilmu.
15. Sultan pun menanggung sepenuhnya biaya menuntut ilmu tersebut. #alBanjari
16. Di Tanah Suci, #alBanjari mengaji kepada masyaikh terkemuka pada masa itu dan memperoleh Ijazah Sanad dari guru-gurunya.
17. Di antara guru beliau adalah Syekh ‘Athoillah bin Ahmad al-Mishry (penulis kitab Al Hikam), … (cont) #alBanjari
18. … al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syekh Abdus Shomad AlFalimbani (Palembang), Syech Yasin Al Yamani, … #alBanjari
19. … dan al-‘Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani. #alBanjari
20.Syekh yg disebutkan terakhir adalah guru di bidang tasawuf, dmn di bawah bimbingan beliau #alBanjari melakukan suluk dan khalwat.(cont)
21. sehingga #alBanjari mendapat ijazah dari Syaikh Samman dengan kedudukan sebagai “khalifah”.
22.Menurut riwayat, “Khalifah” al Sayyid Muhammad al Samman di Indonesia pada masa itu, hanya empat orang. #alBanjari
23.yaitu Syekh M. Arsyad #alBanjari, Syekh Abd. Shomad alFalimbani (Palembang), Syekh Abd. Wahab Bugis & Syekh Abd. Rahman Mishry alBatawi.
24. Mereka berempat dikenal dengan “Empat Serangkai dari Tanah Jawi” yang sama-sama menuntut ilmu di al Haramain al Syarifain.
25. #alBanjari juga belajar kepada guru2 Melayu di sana, seperti Syeikh Abd.Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok Al-Fathani (Thailand Selatan),
26. … Syeikh Muhammad Zain bin Faqih Jalaluddin Aceh dan Syeikh Muhammad `Aqib bin Hasanuddin Al-Falimbani. #alBanjari
27. Durasi masa belajar di Mekah dan Madinah yg demikian lama, banyaknya jmlh pelajaran dan jenis kitab dipelajari, … (cont) #alBanjari
28. … dan kapabilitas ulama tempatnya berguru menjadikan #alBanjari akhirnya menjadi seorang ulama besar “tanah Jawa”.
29. Setelah -+35 tahun menimba ilmu, sekitar tahun 1772 M #alBanjari diizinkanoleh guru-gurunya untuk kembali kekampung halaman.
30.Dalam perjalanan ke Kalimantan, #alBanjari sempat singgah dan bermalam di Betawi/Jakarta.
31. Di sini beliau sempat memberikan petunjuk arah qiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Pekojan dan Masjid Luar Batang. #alBanjari
32. Setelah beberapa saat di Betawi, #alBanjari pun bertolak ke Kesultanan Banjar, kampung halaman beliau.
33. Kedatangan #alBanjari di kampung halaman disambut dg upacara adat kebesaran. Luar biasa gembira hati sultan dan rakyat Kesultanan Banjar.
34. Akan tetapi, Sultan Tahlilullah yang telah banyak membantu #alBanjari telah wafat.
35. yang memimpin Kesultanan Banjar saat itu adlh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. #alBanjari
36. Sultan Tahmidullah II ini sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam. #alBanjari
37. Bahkan, sultan ini pun termasuk salah seorang muridnya Syaikh #alBanjari sehingga jadilah dia raja yang ‘alim lagi wara’
38. Sultan inilah yg meminta kpd #alBanjari agar menulis sebuah Kitab Hukum Ibadat (Fiqh), yg kelak dikenal dg nama Kitab Sabilal Muhtadin.
39. Syaikh Muhammad Arsyad #alBanjari pun diangkat menjadi Mufti Kesultanan Banjar.
40. di daerah Martapura #alBanjari membuka tempat pengajian (semacam pesantren) bernama Dalam Pagar,
41. yang kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. #alBanjari
41. Ulama2 yg di kemudian hari menduduki posisi penting di seluruh Kesultanan Banjar, kebanyakan merupakan alumni Dalam Pagar. #alBanjari
42. Selama 41 tahun #alBanjari melakukan dakwah dan berhasil mencetak murid-murid yang mampu meneruskan perjuangan dakwahnya.
43. Beliau juga sering mengirim murid2 nya untuk hijrah dan berdakwah di daerah yang masyarakatnya haus akan ilmu-ilmu agama. #alBanjari
44. Metode da’wah beliau adalah dengan bil-hal (keteladanan), bil-lisan (pengajaran) dan bil-kitabah (penulisan kitab). #alBanjari
45. Beberapa kitab2 tulisan #alBanjari yg terkenal: “Ushuluddin” yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh, Tuhfatur Raghibin & Bulughul Maram
46.Pada tahun 1812 M Syaikh M. Arsyad #alBanjari dipanggil Allah SWT. Beliau dimakamkan di Desa Kelampayan, Kalsel. (Allaahummaghfir lahu)
47. Alhamdulillah, demikian yang bisa saya bagi tentang Syaikh M.Arsyad #alBanjari (Allahu yarham). Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment