Follow kami di: Twitter , Tumblr, Wordpress, dan Facebook

#hukum oleh @salimafillah

InsyaaLlah nanti Salim akan #KulTwit-kan sebuah kisah keagungan & keindahan #Hukum.. Agar tetap terjaga harap & sangka baik tuk negeri ini;)



Kita mulai #Hukum, ini masa Umar & Ali, insyaaLlah;) RT @irfan_beik: @salimafillah lbh cocok RT @babansarbana: @irfan_beik kulTwit keadilan.



1. Umar sedang duduk beralas surban di bebayang pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Sahabat di sekelilingnya bersyuraa bahas aneka soal. #Hukum



2. Tiga orang muda datang menghadap; 2 bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh nan tertunduk dalam belengguan mereka. #Hukum



3. |Tegakkan keadilan untuk kami hai Amiral Mukminin|, ujar seorang, |Qishash-lah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!| #Hukum



4. Umar bangkit. |Bertaqwalah pada Allah|, serunya pada semua. |Benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?|, selidiknya. #Hukum



5. Pemuda itu menunduk sesal. |Benar wahai Amiral Mukminin!|, jawabnya ksatria. |Ceritakanlah pada kami kejadiannya!|, tukas Umar. #Hukum



6. |Aku datang dari pedalaman yang jauh|, ungkapnya, |Kaumku mempercayakan berbagi urusan muamalah untuk kuseslesaikan di kota ini.| #Hukum



7. |Saat sampai|, lanjutnya, |Kutambatkan untaku di satu tunggul kurma, lalu kutinggalkan ia. Begitu kembali, aku terkejut & terpana| #Hukum



8. |Tampak olehku seorang lelaki tua sedang menyembelih untaku di lahan kebunnya yang tampak rusak terinjak & ragas-rigis tanamannya| #Hukum



9. |Sungguh aku sangat marah & dengan murka kucabut pedang hingga terbunuhlah si bapak itu. Dialah rupanya ayah kedua saudaraku ini.| #Hukum



10. |Wahai Amiral Mukminin|, ujar seorang penggugat, |Kau telah dengar pengakuannya, dan kami bisa hadirkan banyak saksi untuk itu.| #Hukum



11. |Tegakkanlah had Allah atasnya!|, timpal nan lain. Umar galau & bimbang setelah mendengar lebih jauh kisah pemuda terdakwa itu. #Hukum



12. |Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih & baik|, ujar ‘Umar, |Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat| #Hukum



Maafkan Tweeps Shalih(in+at), Maghrib menyapa Jogja. Salim ke Masjid Jogokariyan tercinta dulu ya. KulTwit #Hukum insyaaLlah berlanjut;)



13. |Izinkan aku|, ujar Umar, |Meminta kalian berdua untuk memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan Diyat atas kematian ayahmu.| #Hukum



14. |Maaf hai Amiral Mukminin|, potong kedua pemuda dengan mata masih nyala memerah; sedih & marah, |Kami sangat sayangi ayah kami.| #Hukum



15. |Bahkan andai harta sepenuh bumi dikumpulkan tuk buat kami kaya|, ujar salah satu, |Hati kami hanya kan ridha jiwa dibalas jiwa!| #Hukum



16. Umar yang tumbuh simpati pada terdakwa yang dinilainya amanah, jujur, & bertanggungjawab; tetap kehabisan akal yakinkan penggugat #Hukum



17. |Wahai Amiral Mukminin|, ujar pemuda tergugat itu dengan anggun & gagah, |Tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah Qishash atasku.| #Hukum



18. |Aku ridha pada ketentuan Allah|, lanjutnya, |Hanya saja izinkan aku menunaikan semua amanah & kewajiban yang tertanggung ini.| #Hukum



20. |Aku berjanji dengan nama Allah yang menetapkan Qishash dalam Al Quran, aku kan kembali 3 hari dari sekarang tuk serahkan jiwaku| #Hukum



21. |Mana bisa begitu!|, teriak penggugat. |Nak|, ujar ‘Umar, |Tak punyakah kau kerabat & kenalan yang bisa kau limpahi urusan ini?| #Hukum



22. |Sayangnya tidak hai Amiral Mukminin. Dan bagaimana pendapatmu jika kematianku masih menanggung hutang & tanggungan amanah lain?| #Hukum



23. |Baik|, sahut ‘Umar, |Aku memberimu tangguh 3 hari; tapi harus ada seseorang yang menjaminmu bahwa kau tepat janji tuk kembali.| #Hukum



24. |Aku tak memiliki seorangpun. Hanya Allah, hanya Allah, yang jadi penjaminku wahai orang-orang yang beriman padaNya|, rajuknya. #Hukum



25. |Harus orang yang menjaminnya!|, ujar penggugat, |Andai pemuda ini ingkar janji, dia yang kan gantikan tempatnya tuk di-Qishash!| #Hukum



26. |Jadikan aku penjaminnya hai Amiral Mukminin!|, sebuah suara berat & berwibawa menyeruak dari arah hadirin. Itu Salman Al Farisi. #Hukum



27. |Salman?|, hardik Umar, |Demi Allah engkau belum mengenalnya! Demi Allah jangan main-main dengan urusan ini! Cabut kesediaanmu!| #Hukum



28. |Pengenalanku padanya tak beda dengan pengenalanmu ya Umar|, ujar Salman, |Aku percaya padanya sebagaimana engkau mempercayainya| #Hukum



29. Dengan berat hati, Umar melepas pemuda itu & menerima penjaminan yang dilakukan oleh Salman baginya. Tiga hari berlalu sudah. #Hukum



30. Detik-detik menjelang eksekusi begitu menegangkan. Pemuda itu belum muncul. Umar gelisah mondar-mandir. Penggugat mendecak kecewa #Hukum



31. Semua hadirin sangat khawatirkan Salman. Sahabat perantau negeri-pengembara iman itu mulia & tercinta di hati Rasul & sahabatnya. #Hukum



32. Mentari di hari batas nyaris terbenam; Salman dengan tentang & tawakkal melangtkah siap ke tempat Qishash. Isak pilu tertahan. #Hukum



33. Tetapi sesosok bayang berlari terengah dalam temaram, terseok terjerembab lalu bangkit & nyaris merangkak. |Itu dia!|, pekik Umar #Hukum



34. Pemuda itu dengan tubuh berkuah peluh & nafas putus-putus ambruk ke pangkuan Umar. |Maafkan aku!|, ujarnya. |Hampir terlambat.| #Hukum



35. |Urusan kaumku makan waktu. Kupacu tungganganku tanpa henti hingga ia sekarat di gurun & terpaksa kutinggalkan, lalu kuberlari..| #Hukum



36. |Demi Allah|, ujar Umar sambil menenangkan & meminumi, |Bukankah engkau bisa lari dari hukuman ini? Mengapa susah payah kembali?| #Hukum



37. |Supaya jangan sampai ada yang katakan|, ujar terdakwa itu dalam senyum, |Di kalangan muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji.| #Hukum



38. |Lalu kau hai Salman|, ujar Umar berkaca-kaca, |Mengapa mau-maunya kau jadi penjamin seseorang yang tak kau kenal sama-sekali?| #Hukum



39. |Agar jangan sampai dikatakan|, jawab Salman teguh, |Di kalangan muslimin tak ada lagi saling percaya & menanggung beban saudara| #Hukum



40. |Allahu Akbar!|, pekik 2 pemuda penggugat sambil memeluk terdakwanya, |Allah & kaum muslimin jadi saksi bahwa kami memaafkannya| #Hukum



41. |Kalian|, kata Umar makin haru, |Apa maksudnya? Jadi kalian memaafkannya? Jadi dia tak jadi di-Qishash? Allahu Akbar! Mengapa?| #Hukum



42. |Agar jangan ada yang merasa|, sahut keduanya masih terisak, |Di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan & kasih sayang.| #Hukum



43. Demikian kisah kasus #Hukum di zaman Umar. Salim pamit sejenak mau silaturrahim ke seorang Gurunda. InsyaaLlah nanti lanjut zaman Ali;)

No comments:

Post a Comment